Selingkuh dengan pamanku sendiri
![]() |
Selingkuh dengan pamanku sendiri |
AgenPoker. | Kisah ini terjadi kira-kira 2 tahun yang lalu, tapi setiap kali aku membayangkannya, seolah-olah baru saja terjadi kemarin peristiwa yang sangat indah ini.
Aku
mempunyai seorang paman yang belum menikah. Pamanku ini bisa dibilang
banyak istri. Hal ini disebabkan karena pamanku adalah pengusaha kaya
tapi ia terlalu cerewet dalam memilih pendamping hidupnya. Sebenarnya ia
telah banyak diperkenalkan dgn wanita-wanita muda oleh keluargaku,
tetapi tetap ia bilang inilah itulah, semuanya cocok dgn matanya,
katanya.
Sampai
pada suatu saat, ketika aku kebetulan sedang bertamu ke rumahnya,
datang istri pamanku dgn seorang wanita yang sangat cantik dan Seksi,
semampai, langsing, pokoknya kalau menurut saya, layak dikirim untuk
jadi calon miss universe.
Kemudian
kami diperkenalkan dgnnya, wanita itu bernama Dina, ternyata namanya
pas sekali dgn wajahnya yang memang Dina itu. Ia berusia 24 tahun dan
saat itu ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan teman pamanku itu.
Kemudian kami bercakap-cakap, ternyata Dina memang enak untuk diajak
ngobrol. Dan aku melihat sepertinya pamanku tertarik sekali dgnnya,
karena aku tahu matanya tidak pernah lepas memandang wajah Dina.
Tapi
tidak demikian halnya dgn Dina. Ia lebih sering memandangku, terutama
ketika aku berbicara, tatapannya dalam sekali, seolah-olah dapat
menembus pikiranku. Aku mulai berpikir jangan-jangan Dina lebih
menyukaiku. Tapi aku tidak dapat berharap banyak, soalnya bukan aku yang
hendak dijodohkan. Tapi aku tetap saja memandangnya ketika ia sedang
berbicara, kupandangi dari ujung rambut ke kaki, rambutnya panjang
seperti gadis di iklan sampo, kulitnya putih bersih, kakinya juga putih
mulus, tapi sepertinya dadanya agak rata, tapi aku tidak terlalu
memikirkannya.
Tidak
terasa hari sudah mulai malam. Kemudian sebelum mereka pulang, pamanku
mentraktir mereka makan di sebuah restoran chinese food di dekat
rumahnya di daerah Sunter. Ketika sampai di restorant tersebut, aku
langsung pergi ke WC dulu karena aku sudah kebelet. Sebelum aku menutup
pintu, tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu tersebut. Ternyata adalah
Dina.
Eh, ada apa din?”
Enggak, gua pengen kasih kartu nama gua, besok jangan lupa telpon gua, ada yang mau gua omongin, oke?”
Kenapa enggak sekarang aja?”
Jangan, ada paman elu, pokoknya besok jangan lupa.”
Enggak, gua pengen kasih kartu nama gua, besok jangan lupa telpon gua, ada yang mau gua omongin, oke?”
Kenapa enggak sekarang aja?”
Jangan, ada paman elu, pokoknya besok jangan lupa.”
Setelah
acara makan malam itu, aku pun pulang ke rumah dgn seribu satu
pertanyaan di otakku, apa yang mau diomongin sama Dina sih. Tapi aku
tidak mau pikir panjang lagi, lagipula nanti aku bisa-bisa susah tidur,
soalnya kan besok harus masuk kerja. Cerita Seks Sedarah Istri Paman
Besoknya saat istirahat makan siang, aku meneleponnya dan bertanya langsung padanya.
Eh, apa sih yang mau elu omongin, gua penasaran banget?”
Eee, penasaran ya, Tonn?”
Iya lah, ayo dong buruan!”
Eh, slow aja lagi, napsu amet sih elu.”“Baru tahu yah, napsu gua emang tinggi.
Napsu yang mana nih?” Dina sepertinya memancingku.
Napsu makan dong, gua kan belum sempat makan siang!”
Eh, apa sih yang mau elu omongin, gua penasaran banget?”
Eee, penasaran ya, Tonn?”
Iya lah, ayo dong buruan!”
Eh, slow aja lagi, napsu amet sih elu.”“Baru tahu yah, napsu gua emang tinggi.
Napsu yang mana nih?” Dina sepertinya memancingku.
Napsu makan dong, gua kan belum sempat makan siang!”
Aku
sempat emosi juga rasanya, sepertinya ia tidak tahu aku ini orang yang
sangat menghargai waktu, terutama jam makan siang, soalnya aku sambil
makan dapat sekaligus main internet di tempat kerjaku, karena saat itu
pasti bosku pergi makan keluar, jadi aku bebas surfing di internet,
gratis lagi.
Yah
udah, gua cuma mau bilang bisa enggak elu ke apartment gua sore ini
abis pulang kerja, soalnya gua pengen ngobrol banyak sama elu.”
Aku tidak habis pikir, nih orang kenapa tidak bilang kemarin saja.
Lalu kataku, “Kenapa enggak kemarin aja bilangnya?”
Karena gua mau kasih surprise buat elu.” katanya manja.
Ala, gitu aja pake surprise segala, yah udah entar gua ke tempat elu, kira-kira jam 6, alamat elu di mana?”
Lalu Dina bilang, “Nih catet yah, apartment XX (edited), lantai XX (edited), pintu no. XX (edited), jangan lupa yah!””Oke deh, tunggu aja nanti, bye!”
Bye-bye Tonn.”
Aku tidak habis pikir, nih orang kenapa tidak bilang kemarin saja.
Lalu kataku, “Kenapa enggak kemarin aja bilangnya?”
Karena gua mau kasih surprise buat elu.” katanya manja.
Ala, gitu aja pake surprise segala, yah udah entar gua ke tempat elu, kira-kira jam 6, alamat elu di mana?”
Lalu Dina bilang, “Nih catet yah, apartment XX (edited), lantai XX (edited), pintu no. XX (edited), jangan lupa yah!””Oke deh, tunggu aja nanti, bye!”
Bye-bye Tonn.”
Setelah
telepon terputus, lalu aku mulai membayangkan apa yang akan
dibicarakan, lalu pikiran nakalku mulai bekerja. Apa bisa aku
menyentuhnya nanti, tetapi langsung aku berpikir tentang pamanku,
bagaimana kalau nanti ketahuan, pasti tidak enak dgn pamanku. Lalu aku
pun mulai tenggelam dalam kesibukan pekerjaanku.
Tidak
lama pun waktu sudah menunjukkan pukul 18.00, sudah waktunya nih,
pikirku. Lalu aku pun mulai mengendarai motorku ke tempatnya. Lumayan
dekat dari tempat kerjaku di Roxymas. Sesampainya di sana, aku pun
langsung menaiki lift ke lantai yang diberitahukan. Begitu sampai di
lantai tersebut, aku pun langsung melihatnya sedang membuka pintu
ruanganya.
Langsung saja kutepuk pundaknya, “Hai, baru sampe yah, Yu..”
Dina tersentak kaget, “Wah gua kira siapa, pake tepuk segala.”
Elu khan kasih surprise buat gua, jadi gua juga mesti kasih surprise juga buat elu.”
Lalu ia mencubit lenganku, “Nakal elu yah, awas nanti!”
Kujawab saja, “Siapa takut, emang gua pikirin!”
Ayo masuk Tonn, santai aja, anggap aja rumah sendiri.” katanya setelah pintunya terbuka.
Dina tersentak kaget, “Wah gua kira siapa, pake tepuk segala.”
Elu khan kasih surprise buat gua, jadi gua juga mesti kasih surprise juga buat elu.”
Lalu ia mencubit lenganku, “Nakal elu yah, awas nanti!”
Kujawab saja, “Siapa takut, emang gua pikirin!”
Ayo masuk Tonn, santai aja, anggap aja rumah sendiri.” katanya setelah pintunya terbuka.
etika
aku masuk, aku langsung terpana dgn apa yang ada di dalamnya, kulihat
temboknya berbeda dgn tembok rumah orang-orang pada umumnya, temboknya
dilukis dgn gambar-gambar pemandangan di luar negeri. Dia sepertinya
orang yang berjiwa seniman, pikirku. Tapi hebat juga kalau cuma kerja
sebagai sekretaris mampu menyewa apartment. Jangan-jangan ini cewek
simpanan, pikirku.
Sambil aku berkeliling, Dina berkata, “Mau minum apa Tonn?”
Apa saja lah, asal bukan racun.” kataku bercanda.
Oh, kalau gitu nanti saya campurin obat tidur deh.” kata Dina sambil tertawa.
Sementara ia sedang membuat minuman, mataku secara tidak sengaja tertuju pada rak VCD-nya, ketika kulihat satu persatu, ternyata lebih banyak film yang berbau porno. Aku tidak sadar ketika ia sudah kembali, tahu-tahu ia nyeletuk, “Tonn, kalo elu mau nonTonn, setel aja langsung..!”
Apa saja lah, asal bukan racun.” kataku bercanda.
Oh, kalau gitu nanti saya campurin obat tidur deh.” kata Dina sambil tertawa.
Sementara ia sedang membuat minuman, mataku secara tidak sengaja tertuju pada rak VCD-nya, ketika kulihat satu persatu, ternyata lebih banyak film yang berbau porno. Aku tidak sadar ketika ia sudah kembali, tahu-tahu ia nyeletuk, “Tonn, kalo elu mau nonTonn, setel aja langsung..!”
Aku tersentak ketika ia ngomong seperti itu, lalu kubilang, Apa gua enggak salah denger nih..?”
Lalu katanya, “Kalo elu merasa salah denger, yah gua setelin aja sekarang deh..!”
Lalu ia pun mengambil sembarang film kemudian disetelnya. Wah, gila juga nih cewek, pikirku, apa ia tidak tahu kalau aku ini laki-laki, baru kenal sehari saja, sudah seberani ini.
Lalu katanya, “Kalo elu merasa salah denger, yah gua setelin aja sekarang deh..!”
Lalu ia pun mengambil sembarang film kemudian disetelnya. Wah, gila juga nih cewek, pikirku, apa ia tidak tahu kalau aku ini laki-laki, baru kenal sehari saja, sudah seberani ini.
Duduk
sini Tonn, jangan bengong aja, khan udah gua bilang anggap aja rumah
sendiri..!” kata Dina sambil menepuk sofa menyuruhku duduk.
Kemudian aku pun duduk dan nonTonn di sampingnya, agak lama kami terdiam menyaksikan film panas itu, sampai akhirnya aku pun buka mulut, “Eh Yu, tadi di telpon elu bilang mau ngomong sesuatu, apa sih yang mau elu ngomongin..?”
Dina tidak langsung ngomong, tapi ia kemudian menggenggam jemariku, aku tidak menyangka akan tindakannya itu, tapi aku pun tidak berusaha untuk melepaskannya.
Kemudian aku pun duduk dan nonTonn di sampingnya, agak lama kami terdiam menyaksikan film panas itu, sampai akhirnya aku pun buka mulut, “Eh Yu, tadi di telpon elu bilang mau ngomong sesuatu, apa sih yang mau elu ngomongin..?”
Dina tidak langsung ngomong, tapi ia kemudian menggenggam jemariku, aku tidak menyangka akan tindakannya itu, tapi aku pun tidak berusaha untuk melepaskannya.
Agak
lama kemudian baru ia ngomong, pelan sekali, “Elu tau Tonn, sejak
kemarin bertemu, kayaknya gua merasa pengen menatap elu terus, ngobrol
terus. Tonn, gua suka sama elu.”
Tapi khan kemarin elu dikenalkan ke Paman gua, apa elu enggak merasa kalo elu itu dijodohin ke Paman gua, apa elu enggak lihat reaksi Paman gua ke elu..?”
Iya, tapi gua enggak mau dijodohin sama Paman elu, soalnya umurnya aja beda jauh, gua pikir-pikir, kenapa hari itu bukannya elu aja yang dijodohin ke gua..?” kata Dina sambil mendesah.
Tapi khan kemarin elu dikenalkan ke Paman gua, apa elu enggak merasa kalo elu itu dijodohin ke Paman gua, apa elu enggak lihat reaksi Paman gua ke elu..?”
Iya, tapi gua enggak mau dijodohin sama Paman elu, soalnya umurnya aja beda jauh, gua pikir-pikir, kenapa hari itu bukannya elu aja yang dijodohin ke gua..?” kata Dina sambil mendesah.
Aku
pun menjawab, “Gua sebenarnya juga suka sama elu, tapi gua enggak enak
sama Paman gua, entar dikiranya gua kurang ajar sama yang lebih tua.”
Dina diam saja, demikian juga aku, sementara itu film semakin bertambah panas, tapi Dina tidak melepaskan genggamannya. Lalu secara tidak sadar otak pornoku mulai bekerja, soalnya kupikir sekarang kan tidak ada orang lain ini. Lalu mulai kuusap-usap tangannya, lalu ia menoleh padaku, kutatap matanya dalam-dalam, sambil berkata dgn pelan, “Dina, gua cinta elu.”
Dina diam saja, demikian juga aku, sementara itu film semakin bertambah panas, tapi Dina tidak melepaskan genggamannya. Lalu secara tidak sadar otak pornoku mulai bekerja, soalnya kupikir sekarang kan tidak ada orang lain ini. Lalu mulai kuusap-usap tangannya, lalu ia menoleh padaku, kutatap matanya dalam-dalam, sambil berkata dgn pelan, “Dina, gua cinta elu.”
Ia
tidak menjawab, tapi memejamkan matanya. Kupikir ini saatnya, lalu
pelan-pelan kukecup bibirnya sambil lidahku menerobos bertemu lidahnya.
Dina pun lalu membalasnya sambil memelukku erat-erat. Tanganku tidak
tinggal diam berusaha untuk meraba-raba buah dadanya, ternyata agak
besar juga, walaupun tidak sebesar punyanya bintang film porno. Dina
menggeliat seperti cacing kepanasan, mendesah-desah menikmati rangsangan
yang diterima pada buah dadanya.
Kemudian aku berusaha membuka satu persatu kancing bajunya, lalu kuremas-remas pDinadara yang masih terbungkus BRA itu.
Aaahh, buka aja BH-nya Tonn, cepat.., oohh..!”
Kucari-cari pengaitnya di belakang, lalu kubuka. Wah, ternyata lumayan juga, masih padat dan kencang, walaupun tidak begitu besar. Langsung kusedot-sedot putingnya seperti anak bayi kehausan.
Aaahh, buka aja BH-nya Tonn, cepat.., oohh..!”
Kucari-cari pengaitnya di belakang, lalu kubuka. Wah, ternyata lumayan juga, masih padat dan kencang, walaupun tidak begitu besar. Langsung kusedot-sedot putingnya seperti anak bayi kehausan.
Esshh.. ouwww.. aduhh.. Tonn.. nikmat sekali lidahmu.., teruss..!”
Setelah bosan dgn pDinadaranya, lalu kubuka seluruh pakaiannya sampai bugil total. Ia juga tidak mau kalah, lalu melepaskan semua yang kukenakan. Untuk sesaat kami saling berpandangan mengagumi keindahan masing-masing. Lalu ia menarik tanganku menuju ke kamarnya, tapi aku melepaskan pegangannya lalu menggendongnya dgn kedua tanganku.
Aouww Tonn, kamu romantis sekali..!” katanya sambil kedua tangannya menggelDinat manja melingkari leherku.
Setelah bosan dgn pDinadaranya, lalu kubuka seluruh pakaiannya sampai bugil total. Ia juga tidak mau kalah, lalu melepaskan semua yang kukenakan. Untuk sesaat kami saling berpandangan mengagumi keindahan masing-masing. Lalu ia menarik tanganku menuju ke kamarnya, tapi aku melepaskan pegangannya lalu menggendongnya dgn kedua tanganku.
Aouww Tonn, kamu romantis sekali..!” katanya sambil kedua tangannya menggelDinat manja melingkari leherku.
Kemudian
kuletakkan Dina pelan-pelan di atas ranjangnya, lalu aku menindih
tubuhnya dari atas, untuk sesaat mulut kami saling pagut memagut dgn
mesranya sambil berpelukan erat. Lalu mulutku mulai turun ke buah
dadanya, kujilat-jilat dgn lembut, Dina mendesah-desah nikmat. Tidak
lama aku bermain di dadanya, mulutku pelan-pelan mulai menjilati turun
ke perutnya, Dina menggeliat kegelian.
Aduh Tonn, elu ngerjain gua yah, awas elu nanti..!”
Tapi elu suka khan? Geli-geli nikmat..!”
Udah ah, jilati aja memek gua Tonn..!”
Oke boss.., siap laksanakan perintah..!”
Tapi elu suka khan? Geli-geli nikmat..!”
Udah ah, jilati aja memek gua Tonn..!”
Oke boss.., siap laksanakan perintah..!”
Langsung
saja kubuka paha lebar-lebar, tanpa menunggu lagi langsung saja
kujilat-jilat klitorisnya yang sebesar kacang kedele. Dina
menggoyang-goyangkan pinggulnya dgn liar seakan-akan tidak mau kalah dgn
permainan lidahku ini.
Oohh esshh aaouuw uuhh teeruss.., lebih dalemm, oohh.. nikmat sekali..!”
Agak lama juga aku bermain di klitorisnya sampai-sampai terlihat banjir di sekitar vaginanya.
Oohh esshh aaouuw uuhh teeruss.., lebih dalemm, oohh.. nikmat sekali..!”
Agak lama juga aku bermain di klitorisnya sampai-sampai terlihat banjir di sekitar vaginanya.
Tonn, masukkin aja titit elu ke lobang gua, gua udah enggak tahan lagi..!”
dgn segera kuposisikan diriku untuk menembus kemaluannya, tapi ketika kutekan ujung penisku, ternyata tidak mau masuk. Aku baru tahu ternyata dia masih perawan.
Dina, apa elu tidak menyesal perawan elu gua tembus..?”
Tonn, gua rela kalau elu yang ngambil perawan gua, bagi gua di dunia ini cuma ada kita berdua aja.”
dgn segera kuposisikan diriku untuk menembus kemaluannya, tapi ketika kutekan ujung penisku, ternyata tidak mau masuk. Aku baru tahu ternyata dia masih perawan.
Dina, apa elu tidak menyesal perawan elu gua tembus..?”
Tonn, gua rela kalau elu yang ngambil perawan gua, bagi gua di dunia ini cuma ada kita berdua aja.”
Tanpa ragu-ragu lagi langsung kutusuk penisku dgn kuat, rasanya seperti ada sesuatu yang robek, mungkin itu perawannya, pikirku.
Aduh sakit Tonn, tahan dulu..!” katanya menahan sakit.
Aku pun diam sejenak, lalu kucium mulutnya untuk meredakan rasa sakitnya. Beberapa menit kemudian ia terangsang lagi, lalu tanpa buang waktu lagi kutekan pantatku sehingga batang kemaluanku masuk semuanya ke dalam lubangnya.
Aduh sakit Tonn, tahan dulu..!” katanya menahan sakit.
Aku pun diam sejenak, lalu kucium mulutnya untuk meredakan rasa sakitnya. Beberapa menit kemudian ia terangsang lagi, lalu tanpa buang waktu lagi kutekan pantatku sehingga batang kemaluanku masuk semuanya ke dalam lubangnya.
Pelan-pelan Tonn, masih sakit nih..!” katanya meringis.
Kugoyangkan pinggulku pelan-pelan, lama kelamaan kulihat dia mulai terangsang lagi. Lalu gerakanku mulai kupercepat sambil menyedot-nyedot puting susunya. Kulihat Dina sangat menikmati sekali permainan ini.
Kugoyangkan pinggulku pelan-pelan, lama kelamaan kulihat dia mulai terangsang lagi. Lalu gerakanku mulai kupercepat sambil menyedot-nyedot puting susunya. Kulihat Dina sangat menikmati sekali permainan ini.
Tidak lama kemudian ia mengejang, “Tonn, aa.. akuu.. mau keluarr.., teruss.. terus.., aahh..!”
Aku pun mulai merasakan hal yang sama, “Yu, aku juga mau keluar, di dalam atau di luar..?”
Keluarin di dalem aja Sayang.. ohh.. aahh..!” katanya sambil kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku dan terus menggoyangkan pantatnya.
Aku pun mulai merasakan hal yang sama, “Yu, aku juga mau keluar, di dalam atau di luar..?”
Keluarin di dalem aja Sayang.. ohh.. aahh..!” katanya sambil kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku dan terus menggoyangkan pantatnya.
Tiba-tiba dia menjerit histeris, “Oohh.. sshh.. sshh.. sshh..”
Ternyata dia sudah keluar, aku terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga menyentuh ke dasar liang senggamanya.
Sshh.. aahh..” dan, “Aagghh.. crett.. crett.. creet..!”
Kutekan pantatku hingga batang kejantananku menempel ke dasar liang kenikmatannya, dan keluarlah spermaku ke dalam liang surganya. Cerita Dewasa Sedarah Istri Paman
Ternyata dia sudah keluar, aku terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga menyentuh ke dasar liang senggamanya.
Sshh.. aahh..” dan, “Aagghh.. crett.. crett.. creet..!”
Kutekan pantatku hingga batang kejantananku menempel ke dasar liang kenikmatannya, dan keluarlah spermaku ke dalam liang surganya. Cerita Dewasa Sedarah Istri Paman
Saat
terakhir air maniku keluar, aku pun merasa lemas. Walaupun dalam
keadaan lemas, tidak kucabut batang kemaluanku dari liangnya, melainkan
menaikkan lagi kedua pahanya hingga dgn jelas aku dapat melihat
bagaimana rudalku masuk ke dalam sarangnya yang dikelilingi oleh bulu
kemaluannya yang menggoda. Kubelai bulu-bulu itu sambil sesekali
menyentuh klitorisnya.
Sshh.. aahh..!” hanya desisan saja yang menjadi jawaban atas perlakuanku itu.
Sshh.. aahh..!” hanya desisan saja yang menjadi jawaban atas perlakuanku itu.
Setelah itu kami berdua sama-sama lemas. Kami saling berpelukan selama kira-kira satu jam sambil meraba-raba.
Lalu ia berkata kepadaku, “Tonn, mudah-mudahan kita bisa bersatu seperti ini Tonn, gua sangat sayang pada elu.”
Aku diam sejenak, lalu kubilang begini, “Gua juga sayang elu, tapi elu mesti janji tidak boleh meladeni paman gua kalo dia nyari-nyari elu.”
“Oke boss, siap laksanakan perintah..!” katanya sambil memelukku lebih erat.
Lalu ia berkata kepadaku, “Tonn, mudah-mudahan kita bisa bersatu seperti ini Tonn, gua sangat sayang pada elu.”
Aku diam sejenak, lalu kubilang begini, “Gua juga sayang elu, tapi elu mesti janji tidak boleh meladeni paman gua kalo dia nyari-nyari elu.”
“Oke boss, siap laksanakan perintah..!” katanya sambil memelukku lebih erat.
Sejak
saat itu, kami menjadi sangat lengket, tiap malam minggu selalu kami
bertingkah seperti suami istri. Tidak hanya di apartmentnya, kadang aku
datang ke tempat kerjanya dan melakukannya bersama di WC, tentu saja
setelah semua orang sudah pulang. Kadang ia juga ke tempat kerjaku untuk
minta jatahnya. Katanya pamanku sudah tidak pernah mencarinya lagi,
soalnya tiap kali Dina ditelpon, yang menjawabnya adalah mesin
penjawabnya, lalu tak pernah dibalas Dina, mungkin akhirnya pamanku jadi
bosan sendiri.
Aku
dan ia sering jalan-jalan ke Mal-Mal, untungnya tidak pernah bertemu
dgn pamanku itu. Sampai saat ini aku masih jalan bersama, tapi ketika
kutanya sampai kapan mau begini, ia tidak menjawabnya. Aku ingin sekali
menikahinya, tapi sepertinya ia bukan tipe cewek yang ingin punya
keluarga. Tapi lama-lama kupikir, tidak apalah, yang penting aku dapat
enaknya juga.
Itulah
Cerita Sex Sedarah dengan Istri Paman Sendiri penuh nikmmat hasrat
bercinta, semoga bisa menammbah wawasan dalam melakukakan hubungan
kalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar